Hindari lima kesalahan umum ini dalam liputan media blockchain
Hindari Lima Kesalahan Umum Ini dalam Liputan Media Blockchain
Dalam Era Revolusi Industri 4.0, Blockchain Tak Terhindungi Lagi
Teknologi blockchain terus mengubah berbagai industri di seluruh dunia. Namun, liputan media tentang blockchain sering kali penuh dengan kekeliruan yang dapat menyesatkan pembaca. Artikel ini akan membahas lima kesalahan umum dalam meliput blockchain dan bagaimana menghindarinya.
1. Menganggap Semua Blockchain Sama
Salah satu kesalahan terbesar adalah menganggap semua teknologi blockchain identik. Padahal, ada perbedaan mendasar antara Bitcoin, Ethereum, dan platform lainnya seperti Hyperledger atau Corda.
"Media sering menyebutkan &039;blockchain&039; tanpa membedakan jenisnya," kata Dedy Santoso, seorang ahli teknologi dari Jakarta.
Contohnya adalah ketika sebuah berita menyebutkan bahwa Bitcoin adalah solusi untuk semua masalah keuangan tanpa menyebutkan bahwa Bitcoin dirancang sebagai mata uang digital sementara Ethereum fokus pada kontrak pintar.
Untuk menghindari kesalahan ini, media harus memahami perbedaan teknis dan aplikasi spesifik setiap jenis blockchain sebelum melaporkan.
2. Memprediksi Kejatuhan Harga Kripto dengan Mudah
Kecenderungan lain yang sering terlihat adalah prediksi jatuhnya harga cryptocurrency tanpa dasar yang kuat.
"Media sering membuat pernyataan seperti &039;Bitcoin akan jatuh ke $0 karena alasan X&039; hanya berdasarkan satu tweet dari influencer," jelas Budi Santoso, founder startup blockchain di Surabaya.
Fakta menunjukkan bahwa pasar kripto sangat volatil dan dipengaruhi oleh banyak faktor dari sentimen pasar hingga regulasi pemerintah.
Laporan yang baik harus memberikan analisis pasar dengan sudut pandang yang seimbang dan didukung data historis.
3. Mengabaikan Risiko dan Tantangan Regulasi
Banyak liputan tentang blockchain hanya menyoroti potensi positif tanpa membahas risiko nyata yang ada.
"Dalam beberapa laporan, regulasi dianggap sebagai halangan bukan bagian integral dari ekosistem," kata dr. Ahmad Fauzi dari Universitas Indonesia.
Kesalahan ini dapat membingungkan pembaca tentang realitas kompleks pengimplementasian blockchain di dunia nyata.
Solusinya adalah media harus bekerja sama dengan regulator untuk memberikan liputan yang lebih seimbang tentang tantangan implementasi teknologi ini.
4. Mencampuradukkan Teknologi dengan Spekulasi
Media sering kali mencampur teknologi blockchain dengan spekulasi pasar secara berlebihan.
Contoh: Berita tentang ICO (Initial Coin Offering) sering kali tidak menjelaskan mekanisme kerja token tersebut tapi langsung masuk ke analisis harga di bursa.
"Kesalahannya adalah fokus pada harga daripada pada inovasi teknis itu sendiri," kata Diah Permata dari Tech Journal Indonesia.
Untuk membuat liputan yang berkualitas, penting untuk membedakan antara berita tentang teknologi versus berita tentang pasar kripto.
5. Mempopulerkan Proyek Tanpa Kredibilitas
Terakhir, banyak proyek blockchain dengan pitch yang bagus tetapi tanpa produk sebenarnya atau tim pengembang yang terverifikasi seringkali dipromosikan oleh media tanpa pengecekan cukup.
"Bahkan startup blockchain pun harus memenuhi standar editorial biasa seperti halnya startup tech pada umumnya," tegas Rudi Hartono dari Startup Indonesia Network.
Langkah pertama dalam melaporkan tentang proyek blockchain adalah melakukan due diligence dasar memverifikasi tim pendirinya dan kemajuan teknologinya secara publik.
Menjaga Kualitas Liputan Blockchain di Era Informasi
Dalam dunia yang penuh dinamika seperti blockchain, penting bagi media untuk tetap profesional dan akurat dalam melaporkan perkembangan teknologi ini. Dengan menghindari lima kesalahan umum tersebut, kita dapat mendukung pemahaman publik yang lebih baik tentang potensi sebenarnya dari teknologi revolusioner ini sambil tetap mengakui tantangan nyata yang ada dalam implementasinya di dunia nyata.